Inspirasi untuk menulis
artikel ini datang kemarin, ketika malam hari di rumah, saya merasa gerah
sekali. Kemudian tengah malamnya hujan turun sampai pagi. Ketika esok paginya
saya ngobrol dengan seorang rekan kerja, kami membicarakan tentang hujan
tersebut dan dia mengaitkannya dengan suasana gerah semalam sebelumnya. Saya
lantas menyadari bahwa memang hal ini merupakan suatu fenomena alam yang lumrah
terjadi: Jika tengah malam akan hujan, maka malamnya pasti udara akan terasa
gerah. Saya pun berpikir bahwa hal ini pantas untuk saya bahas di detektif
fisika :D
|
Mendung Di Malam
Sebelum Hujan: Suasana Gerah Melanda
|
Fenomena ini sebetulnya menarik. Hujan identik dengan suhu udara yang dingin.
Namun mengapa pada malam hari sebelum hujan justru kita merasa kegerahan?
Ada dua faktor yang
menyebabkan terjadinya fenomena ini.
Pertama, ketika hujan akan turun, kelembaban udara meningkat.
Artinya, udara berisi banyak sekali uap air. Kelembaban udara yang tinggi ini
menyebabkan keringat kita susah menguap, karena udara, yang sudah berisi banyak
uap air itu, susah untuk menerima uap air tambahan. Padahal, penguapan keringat
merupakan mekanisme tubuh kita untuk membuang panas berlebih. Akibatnya, panas
tubuh terakumulasi di dalam tubuh dan kita pun kegerahan.
|
Udara Lembab Membuat
Keringat Di Kulit Sulit Menguap
|
Adapun tentang keringat
yang dapat membuang panas tubuh dapat dijelaskan seperti ini. Tubuh kita
senantiasa memproduksi energi dengan membakar karbohirat atau cadangan lemak.
Hal ini menghasilkan panas di dalam tubuh secara terus-menerus. Nah, agar tubuh
tidak kelebihan panas, maka tentu sebagian panas ini harus dibuang. Pembuangan
panas tubuh dilakukan dengan cara mengeluarkan keringat. Pertama-tama, energi
panas tubuh diserap oleh keringat di dalam tubuh, lalu keringat tersebut
dikeluarkan di permukaan kulit. Ketika bersentuhan dengan udara, keringat
tersebut kemudian menguap dengan membawa serta panas tubuh tadi. Alhasil, tubuh
kita mengalami pendinginan.
|
Berkeringat Merupakan
Mekanisme Tubuh Untuk Membuang Panas
|
Perlu digarisbawahi
bahwa proses pengeluaran panas tubuh melalui keringat ini tidak hanya terjadi
ketika kita berolahraga di mana keringat bercucuran sebesar biji jagung :D
Keringat juga senantiasa dikeluarkan oleh kulit dalam skala kecil, sehingga
butiran keringatnya tidak nampak jelas oleh mata kita.
Kedua, suhu udara pada malam hari, sebelum hujan
tiba, memang meningkat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Mulai pagi
hingga sore hari, matahari menyinari permukaan bumi. Sebagian energi panas
matahari tersebut diserap dan disimpan di permukaan bumi. Ketika malam tiba,
panas simpanan tersebut dikeluarkan kembali melalui radiasi. Pada kondisi
normal (ketika tidak akan terjadi hujan), langit cenderung bersih dari awan
sehingga radiasi panas tersebut dapat meluncur dan ke angkasa dengan mulus. Nah,
ketika akan terjadi hujan, langit penuh dengan awan mendung. Awan-awan tebal
ini memantulkan kembali radiasi panas yang dipancarkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya, terjadi akumulasi panas di atmosfer bawah, sehingga suhu udara pun
meningkat.
Hal ini juga menjelaskan
mengapa fenomena kegerahan ini hanya terjadi pada malam hari ketika hujan akan
turun pada tengah malam. Ketika malam hari, terjadi akumulasi panas di
permukaan bumi hasil serapan energi cahaya matahari sepanjang siang. Fenomena
ini tidak terjadi pada pagi hari ketika hujan akan turun di siang hari, karena
sebelum pagi tiba, telah berlangsung malam selama 12 jam di mana tidak ada
serapan panas dari cahaya matahari.
Demikian dijelaskan,
semoga menambah wawasan Anda ^_^
*******