Mungkin Anda pernah memperhatikannya: Pakaian basah yang dijemur menjadi
lebih cepat kering ketika tertiup angin. Bahkan tanpa sinar matahari pun,
pakaian basah dapat segera kering hanya dengan paparan angin. Saya sering
memanfaatkan fenomena ini. Pakaian
kotor, yang besok pagi harus saya pakai, saya cuci malam hari lalu saya
keringkan dengan bantuan tiupan kipas angin listrik. Besok paginya sudah
kering, tinggal disetrika, dan dipakai. ^_^
Mengapa angin dapat
mengeringkan pakaian basah?
Banyak orang menduga
bahwa air yang menempel pada pakaian terdorong oleh angin sehingga pakaiannya
menjadi kering. Ada juga yang menduga bahwa energi kinetik dari angin diserap
oleh molekul air sehingga air tersebut lebih mudah menguap. Semua penjelasan
ini keliru. Lantas apa penjelasan yang benar?
Untuk memahami fenomena
keringnya jemuran pakaian karena angin, perlu diketahui dulu mekanisme
penguapan air dari pakaian.
Molekul-molekul air
memiliki energi kinetik sehingga mereka senantiasa bergerak. Ketika masih
berada dalam fase cairan, molekul-molekul air masih terikat cukup kuat dengan
molekul-molekul air di sekitarnya sehingga gerakan mereka tidak leluasa. Di
permukaan air, beberapa molekul air memiliki energi kinetik yang lebih besar
daripada molekul air lainnya, sehingga mereka bergerak lebih kuat. Karena
bergerak lebih kuat, molekul-molekul air berenergi besar ini mampu melepaskan
diri dan hanyut di udara menjadi uap air.
Inilah proses penguapan.
Selalu ada molekul di permukaan air yang berenergi lebih tinggi sehingga
pelepasan ini senantiasa terjadi. Itulah sebabnya jika kita membiarkan sesuatu
yang basah terpapar oleh udara, lama-kelamaan sesuatu itu akan mengering dengan
sendirinya.
Proses penguapan air
dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, SUHU. Jika suhu airnya tinggi (panas),
maka penguapan terjadi lebih cepat karena molekul-molekul air memiliki energi
lebih besar sehingga bergerak lebih “ganas” dan melepaskan diri lebih cepat
pula.
Kedua, LUAS PERMUKAAN.
Semakin luas permukaan air, semakin cepat penguapan terjadi karena kontak air
dengan udara lebih banyak. Itulah sebabnya teh panas yang dituang di piring
lebih cepat dingin daripada ketika teh panas itu tetap berada di dalam cangkir.
Ketiga, KELEMBABAN
UDARA. Semakin lembab udara, semakin sulit air menguap, karena udara yang
lembab sudah penuh dengan uap air sehingga sulit menampung uap air tambahan.
Jika udaranya kering, ibaratnya udara memiliki banyak ruang kosong untuk diisi
uap air hasil penguapan.
Nah, sehubungan dengan
faktor kelembaban, tiupan angin juga berpengaruh. Angin akan menyapu lapisan
udara lembab di sekitar air yang menguap sehingga udaranya terganti dengan
udara yang lebih kering. Dengan demikian, laju penguapan akan menjadi lebih
tinggi karena udara di sekitar air yang siap menguap itu selalu kering sehingga
senantiasa siap menampung uap air tambahan. Alhasil, air menguap dengan lebih
mudah.
Jika tidak ada angin
yang bertiup, molekul air hasil penguapan bergerak naik hanya secara
perlahan-lahan sehingga udara di sekitar situ tetap lembab oleh uap air yang
menguap tersebut. Hal ini memperlama proses penguapan.
Itulah penjelasan
mengapa angin dapat mempercepat keringnya jemuran pakaian.
*******