Cermati lagi dunia di sekeliling Anda. Tanah yang Anda pijaki, udara yang Anda hirup, meja yang Anda duduki, gadget yang Anda mainkan.... Apakah Anda yakin bahwa mereka benar-benar ada di situ? Orang awam pasti menjawab, “Ya tentu saja, benda-benda itu benar-benar ada di situ! Saya dapat melihat dan memegangnya! Apa maksud Anda bertanya seperti itu?!”
Hehehe... Tenang, tidak perlu esmosi :D Jika kita telaah secara fisika, faktanya mungkin akan mencengangkan Anda.
Di sekolah, kita diajari bahwa setiap benda tersusun dari bahan tertentu. Bahan-bahan tersebut tersusun dari molekul. Molekul tersusun dari unsur. Unsur terdiri dari atom. Jadi, semua benda dan materi di sekeliling kita tersusun dari atom-atom. Adapun atom itu sendiri terdiri dari proton, neutron, dan elektron, seperti yang diilustrasikan melalui gambar berikut.
Nukleus (inti) atom tersusun oleh proton dan neutron, sedangkan elektron berputar mengitari nukleus. Sayangnya, ilustrasi di atas hanya menggambarkan secara tepat komposisi penyusun atom, namun tidak menggambaran secara tepat komposisi ukuran atom. Sebenarnya, ukuran nukleus dan elektron sangat-sangat kecil sekali dalam sebuah atom. Analoginya, jika sebuah stadion adalah atom, maka nukleusnya adalah sebutir kelereng yang berada di tengah-tengah stadion, sedangkan elektron serupa debu yang beterbangan mengitari kelereng tersebut di seantero stadion. Bayakangkanlah, seberapa besar stadion serta seberapa kecil kelereng dan debu.
Berdasarkan penyelidikan ilmiah, para ilmuwan sampai pada kesimpulan bahwa sebuah atom tersusun dari 99,9999999999999% ruang kosong. Hanya 0,0000000000001% saja dari ruangan atom itu yang terisi oleh proton, neutron, dan elektron. Maka atom dapat dikatakan sebagai suatu wujud yang nyaris kosong-melompong. Dengan kata lain, atom adalah sesuatu yang “nyaris” tidak ada.
Jadi, karena semua materi tersusun dari atom, ketika Anda sedang melihat sebuah batu, sebenarnya Anda sedang melihat sesuatu yang hampir-hampir tidak ada di situ. Ketika Anda bernafas, Anda nyaris tidak menghirup apa-apa. Ketika Anda memegang selembar kertas, Anda seakan-akan memegang sebuah ketiadaan.
Begitu pula dengan tubuh Anda sendiri...... Kosong dan hampa......
Begitulah. Dunia ini
antara ada dan tiada. Bahkan, dunia ini lebih mengarah ke
tidak ada daripada
ada. Jadi, jangan mengagung-agungkan dunia ini ini karena Anda sama saja mengagung-agungkan sesuatu yang tidak ada. Terkait dengan topik ini, Anda dapat pula membaca tulisan lain saya,
Apakah Kita Benar-Benar Hidup Di Dunia Nyata?, yang mengulas sisi lain dari abstraknya kehidupan dunia ini.
*******